Cara Order

Cara Order

Monday, 14 September 2015

4 Tips yang harus diperhatikan sebelum mencetak Brosur

Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum memutuskan  untuk melakukan promosi menggunakan brosur sebagai media promosi Anda sebaiknya anda melakukan perencanaan dengan teliti dan cermat. Hal ini dikarenakan agar biaya yang telah dikeluarkan sebanding dengan apa yang akan didapatkan. Ingat “biaya promosi yang baik adalah biaya promosi yang mendatangkan penjualan”.

Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan :

1. Apa Tujuan Anda?
 
Dalam membuat brosur apakah yang menjadi tujuan Anda. Mungkin hanya menginformasikan, menjual, menginspirasi, menghibur customer atau memperbanyak calon pelanggan dan mengkonversikan kepada penjualan.
Dengan mengetahui tujuan eksplisit Anda dalam membuat brosur, maka dengan mudah menurunkan tujuan tersebut ke dalam konsep desain, kualitas yang diinginkan dan harga.

2. Siapa “Audience” Anda?
 
Apakah anda ingin menjangkau pelanggan atau orang-orang sudah mengenal produk Anda atau yang belum mengenal produk Anda? Apakah pembacanya laki-laki / perempuan? Apakah mereka masih muda, apakah mereka sudah dewasa? Apakah mereka sudah menikah? Apakah mereka sudah mempunyai anak? dan sebagainya.
Target akan mempengaruhi gaya desain. Tentunya akan tidak nyambung jika desain jualan baju anak-anak yang lucu didesain dengan gaya gothic yang seram kan?

3. Bagaimana brosur Anda akan digunakan oleh target?
 
Flier / selebaran / brosur biasanya dibaca oleh target dengan sangat cepat, bahkan hanya kurang dari 3 detik . Jika mereka tertarik akan disimpan, atau setidaknya dipegang hingga beberapa waktu. Idealnya ukuran flier / selebaran / brosur berukuran A5 (14,8X 21cm) atau ukuran DL (9.9 X 21 cm), karena dengan ukuran ini akan mudah dipegang dan disimpan. Jika berukuran lebih besar karena informasi yang akan disampaikan cukup banyak. Hendaknya dilipat sesuai dengan ukuran diatas.
Selain itu juga harus penggunaan ini akan menentukan jenis bahan yang akan digunakan, apakah itu kertas hvs atau kertas artpaper berikut dengan ketebalannya.

4. Berapa oplah cetak yang Anda butuhkan?
 
Hal ini sangat penting terkait dengan anggaran dan biaya. Jika Anda ingin mempromosikan produk dengan jangka waktu pendek dengan jumlah target terbatas , ada baiknya Anda mecetak brosur dengan jumlah 500 lembar atau kurang, jika promosi jangka lama mencetak dengan jumlah 1000 atau lebih. Atau dicetak sesuai dengan target market Anda.

Demikian 4 tips langkah yang harus diperhatikan sebelum mencetak brosur, semoga bermanfaat dan menjadi inspirasi.

----ELC Grafika Center-----
Thanks

Sunday, 13 September 2015

Jenis dan Contoh Ukuran Brosur


Desain brosur mempunyai ukuran yang berbeda- beda yang dapat Anda sesuaikan dengan kebutuhan Anda. Berikut beberapa jenis dan ukuran desain brosur yang paling banyak digunakan.

1. Desain Brosur Lipat 3 


Desain brosur lipat 3 merupakan jenis yang sangat populer , biasanya ukurannya A4 ( 21 x 29,7 cm ) kemudian dilipat 3. Brosur ini mempunyai 6 halaman. Bagi anda yang ingin menampilkan banyak foto foto produk atau mempunyai materi yang banyak dan dapat dibagi bagi perhalaman, desain brosur lipat 3 akan cocok bagi kebutuhan anda . Ukuran Brosur lipat 3 tidak hanya A4 tapi bisa juga disesuaikan kebutuhan anda

2 Desain brosur Lipat 2



Desain brosur jenis ini banyak yang mengfgunakan ukuran kertas A4 ( 21 x 29,7 ) kemudian dilipat 2 sehingga mempunyai 4 Halaman . Brosur ini cocok bagi anda yang ingin menampilakan gambar secara lebih besar.

3. Desain Brosur Tanpa Lipat / Flyer 

Brosur ini tidak memiliki lipatan biasa disebut fleyer. ukuran yang paling banyak digunakan adalah A4 , A5 ( 14,8 x 21 cm ) atau DL size ( 1/4 kertas kuarto ). Brosur jenis ini cocok untuk anda yang mempunyai informasi singkat dan padat , tapi bisa juga memuat lebih banyak materi jika menggunakan ukuran A4 ( 21 x 29,7 )

Selain 3 jenis dan ukuranb brosur diatas masih banyak jenis jenis lain dimana merupakan ide- ide kreatif tersendiri atau menyesuaikan materi yang ingin ditampillkan, Jenis dan ukuran diatas merupakan jenis brosur yang paling banyak digunakan.

Tips menjaga Kualitas Desain Brosur saat dicetak

Desain brosur masih menjadi salah satu faktor penting dalam kesuksesan proses marketing. Brosur merupakan bagian dari identitas bisnis Anda. Sebuah brosur yang baik akan dapat menarik calon pelanggan untuk mengambil dan membacanya sekaligus mampu menyampaikan pesan yang ingin disampaikan. Fokus kepada desain brosur memang penting, namun Anda juga harus memahami proses selanjutnya yang juga tidak kalah penting, yaitu proses cetak.

Berikut ini 6 Tips Menjaga Kualitas Desain Brosur saat Dicetak, yang dapat anda manfaatkan untuk desain brosur anda.
1. Ukuran Cetak

Kesalahan umum dari para pengusaha kecil yang mendesain brosur mereka sendiri adalah ukuran setup yang salah. Seringkali, setelah puas dengan desain brosur yang telah dibuat, mereka harus kecewa karena pihak percetakan mengembalikan desain mereka dengan alasan bahwa setup ukuran yang mereka buat tidak sesuai dengan ukuran output.
Misalnya, dengan membuat desain brosur berukuran A4 (21 x 29,7 cm), mereka menginginkan untuk dicetak pada kertas berukuran Letter (21,6 x 27,9 cm). Jika kesalahan setup ukuran ini tetap dipaksakan, maka pihak percetakan harus meregangkan atau mengecilkan tata letak brosur agar sesuai dengan kertas. Hal ini tentu saja akan berimbas pada kualitas resolusi cetak dan proporsi tata letak brosur.
2. Tambahkan Bleed

Bleed adalah area desain di luar garis potong yang berfungsi untuk mengatisipasi rendahnya tingkat akurasi pada saat hasil cetak dipotong/diarsir. Kebanyakan desainer menambahkan sekitar 2 mm hingga 5 mm dari ukuran jadi sebuah brosur.
Ketika anda memiliki desain brosur yang harus tetap menampilkan foto, warna, atau pola di bagian tepi brosur, maka sebaiknya anda menambahkan bleed untuk menjamin elemen yang anda inginkan tetap terlihat, walaupun terjadi sedikit kekurang akurasian proses pemotongan. Selain itu, bleed juga memiliki fungsi untuk menghindari area putih di sisi luar hasil cetakan.
3. Resolusi Gambar

Ketika mendesain brosur di komputer, penggunaan resolusi 72 dpi atau 300 dpi memang tidak terlihat perbedaanya. Namun, saat desain tersebut dikirim ke percetakan, maka hasilnya akan sangat jauh berbeda.
Resolusi dapat diartikan sebagai kerapatan pixel dalam sebuah gambar. Ukurannya dikenal dengan sebutan pixel per inch (ppi) atau dots per inch (dpi). Semakin besar resolusi sebuah gambar, maka semakin baik kualitas gambar tersebut.
Berdasarkan pengalaman Marna Sumarna, untuk desain brosur yang menggunakan software Photoshop, sebaiknya menggunakan format tiff atau eps dengan resolusi 300 dpi dan mode warna CMYK.
4. Pemilihan Kertas yang Tepat

Pemilihan kertas yang tepat sangat mempengaruhi hasil cetakan dari desain brosur yang telah anda buat. Jika Anda ingin mencetak brosur anda pada kertas tipis, sebaiknya anda menghindari penggunaan warna-warna blok pada desain anda. Begitu pula jika anda ingin mencetak brosur anda menggunakan kertas dengan permukaan halus, licin, kasar, atau buram, maka desain brosur anda harus menyesuaikan dengan jenis kertas yang akan anda pergunakan. Kalau tidak, maka jangan kaget kalau hasil cetakan anda akan mengecewakan.
Beberapa jenis kertas yang biasa digunakan untuk mencetak brosur adalah Art Paper dan Art Carton. Kertas jenis Art Paper memiliki gramatur mulai dari 85 gr, 100 gr, 115 gr, 120 gr, dan 150 gr. Sedangkan kertas jenis Art Karton memiliki gramatur mulai dari 190 gr, 210 gr, 230 gr, 260 gr, 310 gr, 350 gr, dan 400 gr.
Mengetahui jenis-jenis kertas yang digunakan dalam dunia percetakan, akan sangat menguntungkan bagi anda untuk memastikan hasil cetakan sesuai dengan desain yang anda buat.
5. Finishing Cetak

Selain pemilihan kertas yang tepat, mengetahui teknik finishing cetak yang akan digunakan pada brosur kita juga sangat membantu dalam kaitannya menjaga kualitas desain brosur saat dicetak. Beberapa finishing cetak yang biasa digunakan pada brosur adalah UV Vernish, Glossy, atau Doff.
6. Dummy sebelum cetak
Untuk memastikan agar hasil cetakan nantinya dapat sesuai dengan desain brosur yang telah dibuat, sebaiknya dibuat dummy/mock up-nya terlebih dahulu menggunakan digital printing/printer laser dengan kualitas yang baik.
Kesimpulan:
Mengetahui alur proses pembuatan brosur, mulai dari awal hingga ke percetakan dapat memberikan keuntungan bagi anda, baik waktu maupun biaya. Namun, jika waktu anda lebih dibutuhkan untuk mengontrol jalannya roda usaha anda, maka Sribu hadir sebagai pilihan Crowdsourcing paling tepat bagi kebutuhan desain brosur Anda.  Jika Anda butuh desain brosur berkualitas dan cepat serta memiliki garansi, silahkan kunjungi web kami

3 Langkah dalam Proses Cetak Offset


Dalam dunia grafika percetakan, untuk menjadi sebuah produk cetak yang sempurna, maka aneka macam barang percetakan memerlukan beberapa proses produksi yang harus dilewati. Banyak atau tidaknya proses tersebut, tentu saja sangat tergantung dari sederhana atau tidaknya barang-barang cetak yang akan dibuat. Adapun proses produksi cetak dengan menggunakan mesin percetakan offset adalah sebagai berikut:

  
1. Proses Pra-cetak:

a. Persiapan bahan kertas: seperti kertas HVS, BC, kenstruk, doorslags, matte paper, NCR, kertas wangi, duplex, ivory, dsb disesuaikan dengan keperluan. Bisa juga blanko cetak, yaitu bahan cetak yang ukuran dan bentuknya telah jadi dan tinggal masuk ke proses cetak.
b. Setting Komputer: format yang akan dibuat pada barang cetakkan.. ukuran, naskah, serta desain grafisnya ditentukan di sini, dan biasanya diakhiri dengan diprint di kertas HVS, kertas kalkir, atau film repro.
c. Rekam Plat: hasil settingan yang telah diprint tadi direkam (semacam dicopy) ke pelat kertas atau pelat aluminium (paper plate/aluminium plate) sehingga naskah cetakkan pun terdapat di atasnya, dan plat cetak inilah yang akan dipasang pada mesin cetak.Bikin matres untuk foil atau emboss (bila diperlukan).
Peralatan grafika yang digunakan dikenal dengan istilah Mesin Repro

2. Proses Cetak:
  1. Plat cetak beserta bahan kertas yang telah siap pada proses pracetak tadi lalu dipasang di mesin cetak, dan ditempatkan di posisinya masing-masing berdasarkan fungsinya. Plat cetak dipasang di atas roll yang terdapat di atas mesin, sedangkan bahan kertas dipasang pada tempat mendatar di bawah roll tersebut. Dan tinta pun dipersiapkan pula pada tempatnya (warna sesuai yang diinginkan)
  2. Setelah plat cetak, bahan kertas, dan tinta siap atau terpasang, maka mesin pun dijalankan.. dan terjadilah proses cetak. Tinta bersinggungan roll yang telah terpasang plat cetak, dan tinta bersinggungan pula dengan bahan kertas yang ada, sehingga terjadilah pemindahan naskah yang ada di plat cetak ke bahan kertas tersebut melalui tinta, dan kertas pun keluar satu persatu berisi naskah yang sudah jadi.
Peralatan grafika yang digunakan dikenal dengan istilah Mesin Cetak / Printing

3. Proses Finishing, diantaranya:
  1. Proses potong atau serit kertas, dengan tujuan untuk membagi beberapa kertas hasil cetak tadi menjadi beberapa bagian, atau bisa juga hanya sekedar untuk merapihkan kertas.
  2. Foil, membubuhi kertas dengan tulisan atau gambar “mengkilat” seperti warna emas, perak, biru, merah, dsb.
  3. Embossed, menghiasi kertas cetak dengan tulisan atau gambar, dimana hiasan tersebut berbentuk kertas yang timbul atau tenggelam akibat matres.
  4. Proses laminating gloss/doff, UV gloss/doff, spot UV, dsb. Kertas cetak tadi dilapisi dengan plastik mengkilat atau plastik buram/dop pada bagian luarnya sehingga menimbulkan kesan estetis tersendiri.
  5. Pon’s, memotong kertas menjadi bentuk-bentuk tertentu akibat potongan pisau mesin pons. Bentuknya bisa berupa format untuk lipatan amplop, dus, dsb.
  6. Lem, untuk menyambungkan atau menyatukan kertas cetakan semisal amplop.
  7. Dan lain-lain semisal menjilid, jahit benang/kawat, nomerator, lipat susun/sisip, membungkus dengan plastik, dsb. tergantung keperluan.
Peralatan grafika yang digunakan dikenal dengan istilah Mesin Finishing.

Demikian artikel ini penulis buat, semoga bermanfaat.

Mengenal Jenis-Jenis Printer

Printer adalah alat yang dapat kita gunakan untuk mencetak documen (tulisan, gambar dan tampilan lainnya) dari komputer ke media kertas atau yang sejenis. Saat ini terdapat beberapa merk printer yang beredar dipasaran seperti Epson, Hewlett Packard (HP), Canon, Lexmark dan yang lainnya.
Dari berbagai merek dan tipe printer yang ada, secara garis besar kita dapat mengelompokkan printer menjadi 3 jenis saja, yaitu printer inkjet, printer laserjet dan printer dot matrik. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari masing-masing printer tersebut, berikut sedikit ulasanya.

1. Printer Jenis InkJet
Printer jenis ini menggunakan tinta untuk mencetak dengan kualitas hasil cetakannya rata-rata cukup bagus tergantung merek dan tipe printer. Printer inkjet ini umumnya menggunakan tinta jenis dye yang merupakan jenis tinta dengan kelebihan hasil cetakan warna yang sempurna tetapi cepat luntur dan kurang tahan terhadap perubahan cuaca . Jenis tinta lainnya adalah tinta pigmen yang mempunyai karakteristik tidak cepat luntur, tidak cepat memudar apabila terkena matahari, waktu pengeringan tinta pada media cetak lebih cepat dibandingkan dengan tinta dye namun hasil cetakan warna tidak sebagus tinta dye. 

Menurut pengamatan penulis printer jenis inkjet merupakan jenis printer yang paling banyak digunakan di masyarakat hal ini kemungkinan besar disebabkan harga printer inkjet yang relative lebih murah yaitu mulai dari sekitar Rp 400.000. Jenis Printer All In One dan Printer Inpus merupakan jenis printer inkjet yang lagi popular saat ini. Dengan printer all in one ini kita bisa mendapatkan fasilitas tambahan yaitu scanner dan fotocopy selain fasilitas printer.
Sedangkan untuk printer inpus biasanya digunakan oleh warnet atau rental komputer dengan pertimbangan printer jenis ini lebih ekonomis dari segi pemakaian tintanya sehingga biaya cetak menjadi lebih murah, terlebih lagi saat ini perusaan Epson telah mengeluarkan tipe Epson L100 dan Epson L200 yang merupakan tinta inpus dengan tinta original pertama di Indonesia.

2. Printer Jenis Laser Jet
Printer laser adalah printer dengan bahan baku tinta berupa serbuk atau toner. Cara kerjanya yang mirip dengan mesin fotokopi sehingga menjadikan printer ini mempunyai kelebihan dalam hal kecepatan mencetak dokumen yang lebih cepat bila dibandingkan dengan jenis printer lainnya selain itu kualitas hasil cetakannya juga sangat bagus dan tinta lebih cepat kering bila dibandingkan dengan printer inkjet.

Satu kekurangan Printer Laser adalah harganya yang reltif lebih mahal bila dibandingkan dengan printer inkjet sehingga printer Laser umumnya hanya dipakai oleh instansi atau perkantoran saja.

3. Printer Jenis Dot Matrik 

Printer Dot-Matrix adalah jenis printer yang resolusi cetaknya masih sangat rendah hal ini disebabkan karena print head printer jenis ini terdiri dari jarum-jarum yang tersusun (sekitar 9-24 pin), nantinya jarum-jarum ini akan “memukul” pita (printer ribbon) sehingga membentuk sebuah karakter pada kertas. Printer jenis dot matrik memiliki kelebihan dari segi harga pita printer yang murah, awet digunakan terbukti dari beberapa printer dot matrik yang pernah saya temui sudah berumur diatas 8 tahun dan printer jenis ini bisa digunakan untuk mencetak kertas rangkap atau continuous form.

Disamping kelebihan diatas Printer jenis dot matrik mempunyai kekurangan dalam hal kualitas cetakan yang tidak sebagus printer inkjet dan laserjet, printer jenis ini hanya cocok untuk mencetak dokumen berupa tulisan saja dan umumnya printer dot matrik hanya mempunyai satu warna, yaitu warna hitam. Ketika sedang mencetak, printer jenis ini mengeluarkan suara yang cukup keras yang ditimbulkan dari pergerakkan mekanik dan head printernya. Selain itu meskipun harga pita printernya cukup murah, harga printernya sendiri relatif mahal bila dibandingkan dengan printer jenis inkjet.

Demikianlah sedikit ulasan tentang jenis-jenis printer yang ada dipasaran, pastinya dalam memilih printer adalah berdasarkan kebutuhan bukan hanya kualitas cetakan dan harga semata.
 

Istilah - Istilah Dalam Dunia Percetakan

Istilah - Istilah Dalam Dunia Percetakan

Ada beberapa istilah yang sering digunakan dalam dunia percetakan, mungkin tidak penting untuk menghafalnya tapi ada baiknya bila mengetahui bisa jadi suatu hari anda berurusan dengan dunia percetakan, minimal urus proyek cetakan tempat anda bekerja. anda tidak begitu disibukkan untuk meminta penjelasan dari para percetakan, diantaranya:

  1. Additive Color yaitu warna primer yang terdiri dari RED, GREEN dan BLUE dimana penggabungan ketiga warna tersebut akan menghasilkan warna putih.
  2. Cast adalah unwanted color yakni efek warna yang tidak diinginkan misalnya yellowish dan bluish
  3. CMYK adalah model warna dipengaruhi oleh pigmen dari tinta serta kertas yang digunakan
  4. Color Management System (CMS) adalah system software yang digunakan untuk mendapatkan warna yang konsisten dari peralatan input & output yang berbeda sehingga image cetakan akan sesuai dengan originalnya.
  5. Cetak Gravure adalah suatu teknik cetak yang menggunakan silinder sebagai acuan cetaknya.
  6. Cetak Fleksografi adalah suatu teknik cetak yang menggunakan acuan cetak berupa plat dari karet atau photopolymer.
  7. Continous Tone adalah Gambar yang terdiri dari nada uang sangat halus
  8. Cetak Offset adalah teknik cetak dengan menggunakan plat datar sebgai acuan cetak
  9. Duotone adalah proses pencampuran 2 warna pada umumnya terdiri dari campuran warna hitam dan warna khusus atau warna proses
  10. Digital Printing adalah teknologi cetak tanpa melalui proses pembuatan acuan melainkan proses langsung dari data digital.
  11. Delta E adalah total perbedaan nilai dua jangkuan warna dalam CIELAB
  12. FM Screening adalah suatu metode diman reproduksi gambar dilakukan dengan besar titik yang sama namun jaraknya berbeda.
  13. Gamut Warna adalah batasan warna yang mampu dihasilkan oleh suatu benda
  14. High key adalah gambar yang memiliki distribusi total yang tinggi pada bagian highlightnya
  15. Hue adalah warna itu sendiri, seperti merah, hijau, biru, cyan, magenta, kuning dan lain-lain
  16. Halftone adalah nada dari sebuah image yang terbentuk dari titik-titik raster dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan ukuran nada yang diwakilinya.
  17. ICC profile adalah suatu data yang mengandung karakteristik dan informasi dari suatu peralatan (ICC profile merupakan hasil kalibrasi)
  18. Moire adalah pola yang tidak kita inginkan pada gambar cetakan, hasil dari susunan yang berbeda antara dua atau lebih suatu raster.
  19. Low Keys adalah gambar yang memiliki distribusi total yang tinggi pada bagian shadownya.
  20. Lightness adalah nilai terang gelapnya suatu warna
  21. Metamerisme adalah suatu efek dimana dua buah benda Nampak sama bila disinari oleh cahaya tertentu namun terlihat beda bila disinari cahaya lainnya.
  22. Progressive Proof adalah suatu cetak yang dilakukan dengan menggunakan cetak offset satu warna dan biasa digunakan sebagai proof sebelum cetak sebenarnya.
  23. Rossate adalah pola yang dibentuk pada saat semua 4 warna halftone screen ditempatkan bersamaan pada masing-masing sudut rasternya.
  24. Screen Printing adalah suatu teknik cetak yang menggunakan silk screen sebagai acuan cetaknya
  25. Saturasi adalah intensitas suatu warna/kejenuhan warna
  26. Subtractive Color adalah warna skunder dari warna additive yaitu terdiri dari cyan, magenta, yellow yang dibentuk dari offset, cat, photo dll
  27. Spot Color adalah warna special/warna khusus yang digunakan karena keterbatasan warna proses
  28. Spectrophotometer adalah alat untuk mengukur cahaya yang dipantulkam/diteruskan melalui spectrum warna dan digunakan untuk pembuatan profile cetak, baik offset maupun printing.
  29. Screen Angle adalah sudut raster yang digunakan dalam reproduksi cetak
  30. Web Offset adalah jenis mesin cetak yang biasa digunakan untuk cetak Koran.

Mengenal Jenis-Jenis Kertas di Dunia Percetakan

Dalam artikel ini ELC Garafika Center akan memberikan informasi mengenai berbagai jenis kertas yang biasa digunakan dalam dunia percetakan. Karena harga kertas yang mahal bukan berarti akan menghasilkan hasil cetakan optimal, pengetahuan jenis printer (teknologi dan tinta yang dipakai) dan jenis kertas foto sangat menentukan hasil akhir cetakan. Untuk itu kita perlu mencocokkan jenis printer dan jenis tinta dengan jenis kertas untuk menghasilkan kualitas cetakan foto yang sesuai dengan keinginan kita.
  • HVS
Bahan kertasnya agak kasar, umumnya dipake untuk Fotocopy / Printer Deskjet. Kertas jenis ini banyak dijual di toko-toko buku. Kertas jenis HVS dibuat dari pulp (bubur kertas) yang tidak mengandung lignin (perekat antar serat di dalam pohon), sehingga tidak mudah berubah warna (menjadi kekuningan) jika diletakkan di bawah sinar matahari atau sinar lampu.
  • Art Paper & Matt Paper
Bahan kertas untuk brosur, karena permukaannya yang licin (artpaper), atau yang semi doff (matt paper). Selain karena licin, hasil yang dihasilkan juga bagus, karena raster kertasnya halus. Kertas art paper ini kurang bisa menyerap air sehingga kurang cocok digunakan dengan printer yang menggunakan tinta dye yang merupakan tinta berbahan dasar air. Tinta yang cocok digunakan untuk mencetak dengan media kertas art paper ini adalah tinta art paper yang di desain khusus untuk head printer Epson.
  • Art Karton
Bahan kertas ini sama seperti art paper, cuma gramasinya lebih tebal. Banyak digunakan untuk cetakan seperti kartu nama, katalog, co profile,brosur, dan cetakan lainnya yang membutuhkan kertas agak tebal. Umumnya setelah di cetak, bahan ini di lapisi laminating lagi (optional), supaya hasilnya lebih memuaskan. Sama seperti kertas art paper, kertas ini tidak bisa digunakan dengan tinta dye dan harus mengunakan tinta art paper yang di desain khusus untuk head printer Epson.
  • Matte / Doff paper
Sangat mudah menyerap tinta sehingga bisa dipakai untuk menyembunyikan kualitas tinta dan printer sekaligus tidak memantulkan cahaya. Mencetak foto warna bisa dilihat dari kebutuhannya. Kalau untuk dibingkai atau banyak dipegang-pegang, kertas doff lebih awet dan tidak lengket. Kertas jenis ini seringkali menjadi rekomendasi untuk kertas cetak foto dengan hasil yang bagus.
  • Sublime Paper
Kertas jenis ini bukan digunakan untuk mencetak foto sebagai pajangan dirumah, didompet atau untuk dibingkai tetapi kertas ini digunakan sebagai mediator (media perantara) transfer gambar ke t-shirt (kaos). Jadi bila kita ingin sebuah gambar dipindahkannya ke t-shirt (kaos) maka gunakanlah jenis Sublim Paper karena kertas ini mampu memindahkan tinta dengan maksimal ke t-shirt.
  • Double-Side Paper
Jenis kertas ini mampu digunakan untuk mencetak foto pada kedua sisinya (depan dan belakang). Kualitas foto yang dihasilkan juga cukup bagus, tidak terlalu mengkilap dan cenderung doff. Jenis kertas ini cocok digunakan untuk mencetak pamflet yang biasanya digunakan untuk sarana promosi, sehingga para konsumen dapat melihat dikedua sisinya.
  • Fiber matte
Kertas Fiber Base paling tahan lama, karena dia menggunakan kertas dengan pH netral (biasa di sebut Archival Paper).
  • Premium Glossy foto Paper
Kertas jenis ini biasa disebut oleh para penggunanya dengan sebutan high glossy, kertas jenis ini mampu menghasilkan cetakan dengan efek yang lebih mengkilap. Kertas jenis ini sangat cocok untuk mengcetak foto dengan resolusi tinggi. Walaupun harga kertas ini lebih mahal tetapi jika kita gunakan, akan menghasilkan cetakan foto yang maksimal dan lebih cerah.

  • Silky paper
Permukaan kertas lembut namun tidak mengkilat. Daya lekat tinta cukup tinggi sehingga tinta tidak mudah bercecer. Sekaligus bagian permukaan kertas ini tidak mudah terbawa oleh head printer membuat hasil cetakan menjadi lebih baik.
Itulah jenis-jenis kertas yang banyak beredar dipasaran, tetapi sebenarnya masih banyak jenis lainnya. Jenis yang sudah dijelaskan adalah yang paling mudah untuk ditemukan disekitar kita. Kemampuan kita sangat mempengaruhi hasil akhir cetakan, dengan mengenal jenis kertas memudahkan kita menyesuaikan dengan keperluan cetak. Setiap merk kertas mempunyai tingkat daya serap tinta yang berbeda yang juga akan berpengaruh pada hasil cetakan. Ada baiknya Anda berkonsultasi dengan penjual kertas (grosir) untuk mengetahui hasil lebih detail atau mencobanya satu persatu untuk mendapatkan pengalaman.


  • Sticker Glossy foto Paper
Sering kita menjumpai sticker yang menampilkan foto dengan warna dasar kertas putih dan mengkilap, jenis ini sangat cocok untuk keperluan pembuatan sticker serta mampu mencetak foto beresolusi tinggi.

  • Glossy foto Paper / glanz paper
Kertas ini merupakan jenis standar cetak foto. Dengan jenis kertas yang mengkilap, permukaan memantulkan cahaya, permukaan lebih lengket terhadap kaca pigura dan putih mampu menghasilkan cetakan yang standar. Dapat digunakan untuk foto resolusi tinggi dan harga kertas yang relatif murah (standar cetak foto).
  • Canvas Paper
Jenis kertas ini jika kita gunakan untuk mencetak foto akan menghasilkan cetakan dengan sentuhan canvas layaknya sebuah lukisan. Hasil akhir cetakan akan menampilkan foto yang persis dengan kertas canvas.
  • Laster foto Paper
Laster foto paper biasanya digunakan untuk keperluan dokumenter karena jenis kertas ini sangat awet bahkan bisa bertahan hingga puluhan tahun, tidak mudah pudar, mampu menghasilkan efek doff, dan sangat cocok untuk foto dengan resolusi tinggi. Permukaan kertas yang mirip kulit jeruk adalah ciri khas untuk membedakan dengan jenis kertas lain. Ketahanan hasil cetakan membuat para konsumen puas, mungkin jenis ini bisa menjadi pertimbangan jika kita ingin serius didunia digital foto printing.

  • Inkjet Paper
Kertas ini kurang cocok untuk keperluan digital foto printing, jenis kerta inkjet ini biasanya digunakan untuk keperluan grafis, seperti mencetak sketsa gambar, proof arsitektur rumah, grafik bar, dan sebagainya. Kualitas kertasnya lebih bagus dari jenis HVS karena serapan pada tinta lebih bagus dan cepat kering.
  • Metallic paper
Seperti glossy, tapi lebih mengkilap lagi, ada sedikit warna keemasan /metalik. Metallic paper mempunyai permukaan halus dan terlihat agak mengkilat. Sangat cocok dengan namanya karena ada titik-titik metallic pada permukaan kertas ini.
  • Metallic + laminating paper
Hampir sama dengan metallic paper namun pada salah satu sisi ada plastik atau sejenisnya yang menutupi.